Saat ini para pengguna WordPress terpecah menjadi dua kubu. Pertama, kubu penyuka editor yang baru, Gutenberg, dan kedua, kubu pecinta setia editor klasik. Banyak juga yang bertanya dengan frustrasi di forum WordPress bagaimana caranya kembali ke editor lama.
Awalnya, saya pun demikian. Bengong waktu pertama kali melihat tampilan editor baru yang putih polos dan semua lokasi tombol berubah. Membingungkan!
Tapi begitu saya coba utak atik, dan coba menulis, saya langsung suka. Editor baru ini sejatinya jauh lebih memudahkan proses penulisan dan banyak fitur baru yang tidak bisa dilakukan dengan mudah di editor klasik. Terutama fitur-fitur untuk mendandani tampilan artikel kita.
Nah apa saja “alat make up” bermerk Gutenberg ini? Baca sampai habis, ya.
Daftar isi:
- Membuat drop cap
- Membuat latar belakang paragraf dan teks berwarna-warni
- Menyisipkan gambar cover
- Membuat tombol cantik
- Membuat kolom
- Membuat kutipan dengan bermacam gaya
Baca juga: Tips n trik menggunakan block editor WordPress β buat yang baru coba
1. Membuat drop cap
Buat yang tidak tahu apa artinya drop cap (atau sering juga disebut inisial), lihat huruf “B” besar di paragraf ini. Itu dia. Keren kan? Dan berfaedah juga. Fungsi drop cap ada dua: (1) dekoratif, memperindah tulisan, dan (2) sebagai menanda bagian tulisan yang berbeda, sehingga pembaca bisa mudah mengenali lokasi dia terakhir baca.
Ini bisa dengan mudah dilakukan di Gutenberg. Tinggal mengaktifkan toggle Drop Cap di setelan Block di samping kanan tempat kita menulis. Kalau di editor klasik, harus pakai kombinasi kode HTML dan CSS atau pakai plugin khusus. Repot.

2. Membuat latar belakang paragraf dan teks berwarna-warni
Di tiap paragraf atau blok, akan ada pengaturan warna (Color Settings) di setelan block. Di sana ada pilihan pengaturan warna latar belakang dan warna teks. Dan ketika kita memilih paduan warnanya, akan ada peringatan kalau kita memilih warna yang tidak ramah layar. Peringatannya seperti di bawah ini:
“This color combination may be hard for people to read. Try using a brighter background color and/or a darker text color.” (Kombinasi warna ini dapat membuat teks sulit dibaca. Coba gunakan warna latar yang lebih terang dan/atau warna teks yang lebih gelap).
3. Menyisipkan gambar cover
Gambar cover ini biasanya untuk header suatu artikel atau pemisah bagian ketika membahas topik berikutnya. Di atas gambar biasa ditulisi hamparan teks (text overlay) berupa judul.
Untuk membuat gambar cover ini tinggal ketik /cover atau klik di tanda tambah (+) untuk menambahkan block, lalu di bagian Common block klik Cover. Gelap-terang gambarnya bisa diatur. Bisa juga memilih warna untuk menyelimuti gambarnya. Dan ada toggle untuk membuat gambar menjadi latar belakang tetap (fixed background). Jadi ini supaya gambarnya tetap diam ketika kita scrolling. Tampilannya seperti di bawah ini:
Reasons why
I love writing in
Gutenberg editor
Latar belakang tetap ini sering disebut parallax effect. Kalau di editor klasik, bikinnya ribet pakai CSS, atau mesti menginstall plugin segala.
4. Membuat tombol cantik
Untuk menyertakan link Call to Action dalam bentuk tombol ini gampang ya di Gutenberg. Tinggal add block (+) –> pilih button ATAU ketik /button. Contoh:
5. Membuat kolom
Di editor klasik, membuat dua kolom atau lebih di tulisan itu susah ya. Nah, di block editor, tinggal add block (+) –> pilih columns ATAU ketik /columns. Bisa membuat dua sampai enam kolom. Dan tentunya, block-nya bisa dibuat warna-warni. (Untuk saat ini tampilan kolom hanya bisa dilihat di versi desktop. Tidak di layar mobile).
Another Day — Dream Theater
Live another day
Climb a little higher
Find another reason to stay
Ashes in your hands
Mercy in your eyes
If you’re searching for a silent sky
You won’t find it here
Look another way
You won’t find it here
So die another day
The coldness of his words
The message in his silence
“Face the candle to the wind”
The distance in my voice
Isn’t leaving you a choice
So if you’re looking for a time to run away
You won’t find it here
Look another way
You won’t find it here
So try another day
They took pictures of our dreams
Ran to hide behind the stairs
And said maybe when it’s right for you, they’ll fall
But if they don’t come down
Resist the need to pull them in
And throw them away
Better to save the mystery
Than surrender to the secret
No! You won’t find it here
Look another way
You won’t find it here
So try another day
6. Membuat kutipan dengan bermacam gaya
Membuat kutipan yang reguler (add block (+) –> pilih quote ATAU ketik /quote –> pilih style Regular). Contohnya:
Until I feared I would lose it, I never loved to read. One does not love breathing.
β Scout (To Kill a Mockingbird by Harper Lee)
Membuat kutipan ukuran besar (add block (+) –> pilih quote ATAU ketik /quote –> pilih style Large). Yuuk.
Write drunk, edit sober.
— Ernest Hemingway
Membuat kutipan pullquote yang reguler ( add block (+) –> pilih pullquote ATAU ketik /pullquote –> pilih style Regular). Pullquote ini biasanya kutipan kalimat dari artikel itu sendiri untuk mempertegas poinnya. Kutipan gaya ini akan menarik perhatian pembaca.
Editor baru ini sejatinya jauh lebih memudahkan proses penulisan dan banyak fitur baru yang tidak bisa dilakukan dengan mudah di editor klasik.
Atau mau memakai pullquote untuk mengutip tokoh favorit? Sah-sah saja. Membuat kutipan pullquote dengan warna solid ( add block (+) –> pilih pullquote ATAU ketik /pullquote –> pilih style Solid color), seperti di bawah ini:
You live but once; you might as well be amusing
— Coco Chanel
Dan masih banyak lagi ya fitur-fitur Gutenberg yang lain. Seperti menyisipkan gambar, membuat galeri, membuat tabel, menyisipkan video, dll, yang kesemuanya tinggal add block (+). Petunjuk detil tentang cara penggunaan editor Gutenberg bisa dibaca di halaman bantuan ini: WordPress Editor.
Yang jelas, seperti kata Coco Chanel, hidup cuma sekali. Perbanyaklah menyenangkan orang lain. Sama seperti ketika mempublikasikan tulisan, buatlah semenarik mungkin. Karena cuma ada satu kesempatan membuat orang terpikat dengan blog kita, yaitu ketika mereka scrolling untuk pertama kalinya. π
Awalnya saya prefer editor klasik untuk self-hosted, karena saya baca yang gutenberg itu lebih berat untuk resource hosting (ini kayanya kekuatiran awal-awal gutenberg muncul, sekarang pastinya udah makin ringan).. Setelah pakai WordPress.com ternyata lebih asyik yang gutenberg. Yang diself-hosted pun akhirnya juga saya pakai yang gutenberg.
LikeLike
Iyaa… lebih enak pakai Gutenberg lama-lama.
Ini tulisanku udah lama, dua tahun yang lalu. Sekarang udah banyak perkembangannya Gutenberg. Udah banyak jenis-jenis block baru. Kreatif-kreatif banget emang yang pada buat block ini π
LikeLike
Widiiihh mantep ternyata! Aku sempet ikutan kebawa arus mereka yang nggak suka sama Gutenberg ini jadi sampe sekarang belum switch, tapi kayaknya ini menarik banget ya. Switch sekarang aja apa ya?
LikeLike
Switch!! Haha…. π
LikeLike
Kayaknya saya kubu penyuka 22nya..
semenjak saya update wp dan cobain gutenberg langsung suka. Walaupun beda banget sama yg dulu. Tapi gutenberg ini emang agak ribet karena harus nambahin satu2 gitu apa yg kita mau, cuma hasilnya enak gitu diliat hasilnya soalnya toolsnya jelas
LikeLike
Halo Ahalona… Wah iya, berarti ada tiga kubu ya sebenernya… kubu golput, satu lagi π
Iya, keduanya ada kekurangan dan kelebihannya. Cuma Gutenberg ini kan masih terus didevelop, jadi kupikir bakal semakin bagus sih nantinya π
LikeLike